Cinta Diam-Diam
Kayaknya yang bakal gue bahas di blog
malem ini buat ngeramein blog temanya mainstream banget ya. Siapa sih yang gak
tahu cinta diam-diam dan bagaimana dia memperlakukan kita? Hahaha…
Mmmm… apa dulu ya yang mau gue tulis.
Mungkin latar belakang kenapa gue nulis tentang ini aja dulu kali. Huft… sebenarnya sih,
malam ini gue mau nulis cerita bersambung(?) gue yang tiap 2 minggu sekali rutin gue post di
facebook, blog, dan wattpad. But, gara-gara gak sengaja keputer lagu punya UNGU
yang judulnya cinta yang lain, aku bukan pilihan hatimu, cinta dalam hati, dan lagu
mereka lainnya yang sukses bikin nyungsep ke lubang cinta diam-diam, bikin mood gue lebih ngarah buat
tulisan ini. Bukan curcol sih sebenarnya, cuma ya… mencoba mengutarakan apa
yang dirasakan oleh kebanyakan korban cinta diam-diam. Hahahaha…
Mungkin ini memang jalan takdirku…
Mencintai tanpa dicintai….
Ya mau gimana lagi kan? Namanya juga cinta
sembunyi-sembunyi. Jangankan dicintai balik. Ngelihat kita aja udah beruntung banget. Ya gak? *nanyakekorbancintadiam-diam*
IYAAAAAAAA
*korbancintadiam-diammenjawab*
Menurut gue pribadi,
cinta diam-diam itu gak sakit-sakit banget kok, cuma cukup bikin hati
nyut-nyutan terlebih kalau sosok cinta diam-diamnya udah ngegandeng pacar.
Pasang foto profil, ava twitter, ava instagram, dp, dan akun-akun jejaring sosial lainnya dengan sang pacar.
Nulis nama pacarnya di bio twitter, di facebook. Benar-benar dah ya sakitnya
meresap hingga ke anak-anak tulang. Gue lagi curcol? Mungkin loe pada nanya
gitu. Nggak kok. Seperti di awal gue cuma membantu menuangkan apa yang dirasain
korban cinta diam-diam.
Kalau orang bilang,
masih lebih sakit diphp-in tauk dari pada cuma begitu. Hello... seenggaknya
loe-loe pada yang masuk zona php, masih ngerasain namanya diperhatikan sama
gebetan loe. Nah cinta diam-diam?
Gebetan tahu kalau kita menaruh hati padanya aja udah untung banget.
Seenggaknya juga loe terbang ke awan-awan cinta dipandu sama do’i, dan
dijatuhinnya juga sama do’i. Nah kita? Terbang-terbang sendiri, terjun-terjun
sendiri. Sakit!
Tapi di balik itu semua,
guys... gue berkesimpulan, bahwa cinta diam-diam itu
benar-benar aplikasi dari perkataan pepatah yang ini “Everything is in our
hands”. Bahagia dan sedihnya korban cinta diam-diam itu tergantung sama diri si korban sendiri. Denger
lagu sherina yang Simphony hitam mendadak GALAU. Gak sengaja keputer lagu Geisha yang judulnya Kamu yang Pertama mendadak bahagia. Senyum-senyum sendiri. Gila-gila sendiri. Nah coba loe-loe yang jadi
korban PHP, friendzone, HTSan, cinta yang hancur karena penghianatan. Loe masih
enak bahagia, sedih itu karena ada do’i secara nyata. Kalau cinta diam-diam,
ada do’i dalam bayangan. Kesakitan bertambah!
Terus loe tanya. Kita
iri? Gak munafik, iya. Ibarat lahan, kondisi hati kita ini tandus. Kalau tandus
tuh kan butuh disiram. Kita disiram kok, cuma setetes dua tetes lewat bayangan
kita tentang do’i semisal do’i membalas cinta kita. Nah kalau loe? Loe disiram
sama do’i kan? Dalam jumlah yang banyak. Adem kan? Tandusnya hilang.
Terus itu lagi, kita
para korban cinta diam-diam suka ilfeel sendiri sama cerita-cerita di
novel-novel yang kisahnya cinta diam-diam terbalaskan. Oke fine, di kenyataan
itu ada, cuma berapa banding berapa? Oke fine cinta diam-diam yang berakhir
dipelaminan itu banyak. Tapi yang benar-benar bersanding itu cuma berapa?
Kebanyakan jadi orang yang numpang ngeksis ke kamera.
Kayaknya ni malem cukup segitu dulu gue ngoceh
cinta diam-diam. Ntar gue lanjut dengan judul kesakitan berlanjut dari cinta
diam-diam. BYEEEEEE........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar