Bu Dhe dan Ponakan Mencari Ilmu

Bu Dhe dan Ponakan Mencari Ilmu

Assalamualaikum Wr. Wb...

Selamat pagi, siang, sore, dan malam semuanya...

In this moment, gue mau share kisah hidup gue yang pengen banget gue share. Bisa dibuat pembelajaran. Eh tapi mending jangan, ntar kalian masuk dalam liang kesesatan. Gue gak mau tanggung kalau hal itu terjadi. To the point aja deh ya, gue mau cerita salah satu kegiatan pertama setelah diklat, gue sebagai anggota baru UKMF-FANATIK. FANATIK Itu UKMF yang bergerak di bidang fotografi dan jurnalistik. Senin, 20 Oktober kemarin, FANATIK ngadain acara seminar pembekalan materi gitu. Hehehe jadi keingat masa SMA, gue sama anak-anak dan tentunya pembina gue ada niat mau bikin acara pemantapan materi, eh ternyata kami gak bisa nyuri-nyuri waktu. Selain sibuk karena waktu itu kami kelas 12 udah disibukin sama TO dan tetek bengeknya, juga ketepatan sama pertukaran kepala sekolah. FIX gak terlaksana.

Seminar transfer ilmu ala FANATIK ini dilaksanain di gedung pusat UTM lantai 2. Kami kumpul sekitar pukul 15.00 WIB, dan baru masuk ruangan seminar sekitar pukul 16.00 WIB. Terus pertanyaannya, kemana dan ngapain selama satu jam? Ngeksis dong sambil nunggu ruangan yang ternyata gak diduga-duga masih kepake’. Berikut foto-foto gue dan teman-teman tengah berpose cantik dengan posisi tepat di depan toilet, rada’ geser dikit.

Gimana? Keren kan keren kan? *naikturuninalis*

Tak terasa waktu berjalan, kami sudah bisa menduduki kursi-kursi empuk yang nangkring di dalam ruangan. Hawa dingin menyerang bikin hati ikut adem. Acara langsung dibuka oleh Kak Faratiti Dewi dan kawannya sebagai host. Lanjut sambutan-sambutan dari ketupel, dan ketua umum FANATIK yaitu Kak Riki dan Kak Aldi. Ngoceh dikit soal dua Kakak yang tampangnya good looking ini *EHEM*. Kak Riki sebagai ketupel yang menjabat jadi waketum FANATIK ini menurut gue wajahnya kek orang-orang yang main di film-film produksi cina. Mata sipit, kulit putih mulus. Mengingat warna kulit, gue langsung ngelirik kulit gue sendiri. Macem zebra cross deh gue kalau berdiri samping Kak Riki. Ehiks...

Kak Aldi. Kakak hitam manis yang behelnya selalu gue bully, tapi tiap gue bully behelnya, dia yang gak terima. Gue jadi paham gimana kuatnya chemistry anatara behel Kak Aldi sama Kak Aldi sendiri. Ketua umum FANATIK yang jago bingits ngutak-ngatik kamera. Pas seminar dia bilang dari 60 foto cuma 5 foto yang bagus. Ini yang jago, produk gagal bidikannya sebanyak 55 buah, gimana macam gue yang lebih dari sekali dijelasin apa itu stater speed, diafragma, sama ISO, gak pernah nyampek ke otak. Loe bisa bayangin kan kalau gue motret 100, yang jadi berapa? Gak ada kayaknya. Ampuni hamba ya Allah.

Lanjut, setelah sambutan, pengisian materi pertama yaitu fotografi dengan pemateri Kak Aldi. Berusaha keras gue pahamin apa yang dijelasin. Apa itu human interest, jurnalist foto, dan saudara-saudaranya yang lain. Satu yang gue simpulin dari materi fotografi, yaitu otak fotografer benar-benar bikin nelen ludah. Gila Bro,, gue lihat hasil jepret-jepretannya Kak Laras (Sebagai Co Fotografi) jadi ngiler. Kapan bisa kek gitu. Hati gue nyahut : Butuh waktu, Nak!

Materi fotografi usai ketepatan sama adzan maghrib. Baru setelah mengabdi pada Tuhan yang Maha Esa, kami (gue dan ponakan) balik ke audit. Oh iya, sepanjang gue ngoceh di atas, lupa mau jelasin Bu Dhe dan Ponakan. Di sini, gue dipanggil Bu Dhe sama teman-teman yang otomatis gue manggil mereka ponakan. Asal muasal kenapa dipanggil Bu Dhe itu kalau gak salah waktu pertama ngumpul FANATIK –masih belum jadi anggota- gue nyeletuk kalau teman sekelompok gue pas OSPEK Fakultas manggil gue Bu Dhe, yang selanjutnya gue gak ngerti kronologinya tiba-tiba pada manggil Bu Dhe semua. Dian sebagai ponakan pertama, dia sekelompok sama gue pas OSPEK Fakultas yang manggil gue Bu Dhe pas kumpul persiapan Pra-Diklat FANATIK. Kalau gak salah ya, otak gue lagi kurang sehat.

Sampai di audit, kami makan nasi bungkus yang kayaknya pesan di ibu kost gue. Gue hafal di luar kepala menu-menu di warungnya ibu kost gue. Kami makan lesehan membentuk oval. Perut kenyang, kami balik ke tempat duduk. Tadi sebelum makan gue kelaparan yang ngebuat gue kek cacing kepanasan, pas udah kenyang gue nyaris tepar kek korban gaza. Ngantuk Broo!! Alhasil sadar gak sadar gue dengerin pemateri jurnalistik. Pematerinya gue lupa asmanya siapa. Pokoknya ada dua pemateri deh kayaknya, gue gak tahu statusnya Kak Andri saat itu jadi pemateri apa moderator. Ngambang.

Sebelum penutup, ada perkenalan seluruh Co tiap Divisi. Oh ya, FANATIK punya beberapa divisi yaitu divisi fotografi (Co. Kak Laras), divisi jurnalis (Co. Kak Fatin), divisi keorganisasian (Co. Kak Bagus), divisi litbang (Co. Kak Andri), divisi humas (Co. Kak Herry), dan terakhir gue lupa namanya apa cuma divisi ini fungsinya macam kantong doraemon. Jadi kalau ada perlu apa-apa buat bikin buletin ataupun kegiatan lainnya, alat-alatnya bisa ngerampok ke divisi ini. Tapi ngerampoknya pake’ surat izin(?). Intinya gitu. Co. Divisinya itu mmm... astaghfirullah otak gue, gue lupa namanya. Tapi sering disebut-sebut ariel NOAH.

Sesi penjabaran tentang seluk beluk divisi di FANATIK selesai. Persiapan pulang. Setelah acara ditutup, kita foto-foto bareng kakak-kakaknya. Udah siap banget mau difoto, posisi foto udah mateng, pose yang bakalan dipamerkan ke kamera tinggal diluncurkan, eh malah kameranya yang ngulur waktu. Bukan kameranya sih, Kak larasnya yang kebagian nyetting lawak mulu. Gue mau foto aja masih nunggu. Hidup gue, hidup gue, gak cuma cinta aja gue nunggu. Mau foto aja gue nunggu. Asik banget dah ini hidup!

Sekian ocehan gue tentang Bu Dhe dan Ponakan Mencari Ilmu. Gue bersyukur banget jadi bagian dari FANATIK. Kakak-kakaknya baik banget, sabar banget. Buktinya pas gue gak nyambung-nyambung diterangin soal kamera kakaknya dengan sabar dan telaten ngulang ngajarin gue. Itu pas di tempat diklat. Hasil akhirnya, gue tetap gak nangkap soal fotografi. Maafkan dakuhhhhh...

***